HATE YOU BUT LOVE YOU

Post a Comment

Aku tak bisa menemukanmu di singgah sana bulan
Aku tak bisa menemukanmu di singgah sana bintang
Aku tak bisa menemukanmu di singgah sana penantianku
Kamu dimana
Kamu yang kucinta
Angin menusuk semua tulang rusukku
Aku tak bisa merasakan debaran jantungku
Aku mati dan rasaku telah mati

            Aku sangat mencintaimu, kamu yang selama ini aku puja. Tapi tidak untuk penghianatan yang kamu lakukan terhadapku. Tidak untuk rasa sakit yang kamu torehkan kepadaku. Tidak untuk semua kenangan yang menjadi saksi bisu antara aku dan kamu. Aku membencimu sungguh amat membencimu. Penghianatan adalah salah satu yang membuat aku tak bisa untuk memaafkanmu.

            Mencintai dan dicintai adalah rasa yang ada di hati setiap manusia, akan tetapi saat ini hatiku terasa kosong. Aku merasa duniaku mulai hampa. Seperti layang-layang yang terbang tertiup angin. Aku semakin tak mengerti arah tujuanku. Aku tak mengerti ada ruang yang kosong yang singgah di dalam hidupku. Ruang itu membuat sisi suram di bagian sudut relung hatiku.

            Aku bagai terombang-ambing di lautan bahkan aku tak mampu untuk berusaha bangkit. Aku masih sama seperti ini tak tentu arah dan patah arah hanya kerena lelaki yang menganggapku sebuah lelucon semata. Lelaki itu yang selama ini mengisi hari-hariku dan dengan tega membunuh semua rasa cinta yang ku punya.

Aku tak memepercayai cinta. Karena kamu yang membuatku membenci cinta. Karena kamu yang membuatku untuk tidak mengenal arti cinta. Tentang semua penghianatannya dan semua yang telah kamu lakukan kepadaku. Aku tak mempercayai lagi apa itu cinta. Kamu adalah laki-laki yang ku percaya dengan tega melakukan penghianatan kepadaku.

Aku mengetahui bahwa kamu mencintaiku dan menyayangiku. Aku mengetahui aku adalah bagian dari hidupmu. Namun itu semua tidak bertahan lama, semenjak kamu  mengenal wanita lain. Kamu mulai mengenal cinta tapi bukan cinta yang ku sugguhkan melainkan cinta orang lain yang telah hadir di dalam hidupmu. Cinta yang membuat kamu melupakan segala hal. Melupakanku dan kenangan manis yang telah kita lalui bersama. Aku mulai goyah, aku tak mengerti bagaimana cinta yang ku punya bisa menghianatiku. Bagaimana cinta perlahan membunuh tiap rasaku. Bagaimana cinta perlahan menutup semua kebahagiaan yang ada di hidupku.

Kamu mencintai wanita itu, wanita yang menggantikanku. Wanita yang berparas cantik melebihi aku. Aku hanya terdiam, mematung. Aku tak mengerti dengan rasaku. Sakit itu kini menyebar ke semua bilahan-bilahan hati yang ada di penjuru ragaku. Amat sakit aku bahkan tak bisa merasakannya. Sakit itu mengeroggoti hatiku. Aku lemah, lemah karena cinta. Cinta membuatku lemah seperti ini. Aku sungguh tak kuat melihat orang yang selama ini aku cinta mencintai wanita lain. Bahkan setelah kamu patahkan hatiku, aku masih saja tetap mencintaimu. Kamu membuat tempat khusus di dalam hatiku.

Aku termenung tak sanggup menerima semua yang telah aku lihat yang telah aku saksikan. Aku berusaha untuk tegar namun tidak bisa ku pungkiri aku aku masih sangat mencintaimu. Aku menghukum diriku sendiri, menghukum segala rasaku. Aku memutuskan untuk tidak mengenal cinta. Aku berusaha pergi dari hidupmu namun hasilnya tetap nihil. Kamu tetap ada di ingatanku, ada di setiap fikiranku dan bayanganmu ada di setiap hariku.

Aku mengubur semua rasa yang telah ada, aku membiarkannya pergi. Bukan karena aku kalah dalam perjuanganku. Melainkan aku kalah dengan kesetiaanmu. Aku kalah bukan karena suatu masalah yang pelik tapi aku kalah karena aku tak mampu menjaga cintamu seutuhnya. Aku kalah bukan karena aku mengalah tapi aku kalah karena kamu telah membagi cintamu untuknya. Aku terlalu setia untuk melakukan hal seperti itu. Aku terlalu menjaga cintaku. Aku terlalu menutup hatiku rapat-rapat untuk lelaki lain.

Seberapa kuat aku bangkit dari ini semua. Seberapa besar aku mencoba berdiri tegar dan melawan badai yang menerpa dalam hidupku. Aku berusaha untuk kuat. Berhari-hari aku membunuh setiap rasaku untukmu. Berhari-hari aku mengabaikan rasa rindu yang aku berikan hanya kepadamu. Berhari-hari aku menunggumu kembali di penghujung senja penantianku. Bisa di bilang aku wanita yang bodoh karena masih menunggumu. Tapi seberapa besar aku pungkiri hasilnya akan masih tetap sama, aku masih menantikanmu.

Sampai ketika aku mulai lelah dengan keadaan. Aku benar-benar ingin melupakanmu dan membuat hidupku jauh lebih bahagia. Aku benar-benar meninggalkanmu. Aku tidak ingin menantikanmu di penghujung senjaku. aku keluar dari hidupnya dan pergi menjauh. Aku muak dengan segala hal yang ada, rasanya tuhan tidak adil terhadapku. Kenapa wanita itu yang di pilih untuk menemanimu. Sedangkan aku wanita yang selalu ada di sisimu setiap saat.

Aku mengubah takdir yang di berikan tuhan kepadaku, aku merubah semuanya. Aku mulai menyibukkan diriku, aku mulai membuka hati untuk lelaki lain yang mengisi hariku. Tapi aku hanya memanfaatkannya untuk melampiaskan segala rasa yang ku punya. Aku memain-mainkan cinta yang di berikannya kepadaku. Hanya karena aku telah di sakiti oleh cinta. Apa salahku, aku hanya membuat sisi adil dalam hidupku. Aku ingin orang lain juga merasakan apa yang aku rasakan. Bukankah itu adil?

Adil untuk hidupku bukan berarti adil untuk orang lain. Aku menyakiti orang yang telah mencintaiku dengan tulus hanya karena aku di sakiti oleh seseorang. Aku menyesal karena aku telah menyakitinya. Aku meninggalkan bekas luka untukknya. Aku meninggalkan rasa kebencian akan cinta kepadanya. Aku merasa bersalah atas semua yang telah aku lakukan. Aku mulai menata hidupku. Aku mulai memperbaiki diriku. Aku ingin mengubah hidupku dan aku berjanji.

Sampai suatu ketika hari itu muncul hari di mana bulan merindukan bintang, hari di mana aku ada di ujung sebuah penantianku. Kamu kembali kepadaku. Aku tak mengerti, setelah sekian lama mengapa kamu mengajakku untuk kembali. Ataukah memang kamu menyesal dengan apa yang telah kamu lakukan terhadapku. Ataukah kamu hanya berpura-pura memintaku untuk kembali. Ataukah kamu sudah terbuang oleh cintanya dan mengharapkan aku kembali. Aku sungguh tak mengetahuinya.

Aku tak bisa munafik, karena aku masih mencintaimu. Tapi mengapa di waktu sekarang. Di saat aku perlahan melupakanmu dan cintaku yang mulai memudar untukmu. Luka yang kau torehkan kepadaku telah membekas. Aku tak bisa mencintaimu lagi, aku sudah tak bisa memberikanmu kesempatan untuk hadir di dalam hidupku. Aku sungguh benar-benar tidak bisa. Kamu telah mematahkan hatiku. Kamu telah mematahkan kepercayaanku. Kamu telah mematahkan kesetiaanmu terhadapku.

            Aku memutuskan untuk tak menerimamu dengan alasan aku tak bisa menerima penghianatan yang telah kamu lakukan kepadaku. Tapi kamu tetap ingin menungguku, berharap suatu ketika aku kembali kepadamu. Aku tak bisa memberikan janji manis kepadamu. Aku juga tak bisa memberikan harapan kosong untukmu. Aku hanya ingin meredam semuanya. Melupakan semua luka yang telah kamu lakukan kepadaku.
           
Aku tak mengetahui seberapa lama luka itu akan sembuh. Aku tak tahu seberapa lama hatiku pulih kembali. Aku tak tahu apakah aku masih memberikan kesempatan kepadamu. Karena kamu dengan tega mematahkan seluruh hatiku. Aku sudah berkata, aku tak bisa menjanjikan sesuatu. Aku tak bisa berjanji bahwa luka ini akan di sembuhkan dengan waktu yang singkat. Aku tak bisa berjanji menerimamu seperti dulu.

            Perlahan dalam hitungan tahun sakit itu mulai hilang, sakit itu mulai merubah semua pandanganku. Perlahan sakit itu menjadi sebuah pelajaran yang berharga untukku.  Aku belajar arti sebuah pengorbanan dan sebuah kesetiaan. Aku belajar banyak hal dalam kurun waktu satu tahun. Aku belajar memaafkan kesalahan walaupun luka itu masih membekas. Aku masih tak bisa melupakannya, namun aku telah memaafkannya.

            Dalam waktu setahun banyak hal yang berubah, pandanganku terhadapmu berubah. Aku tak lagi egois dan aku memaafkanmu. Satu hal yang aku ketahui, kamu masih menungguku. Kamu tidak lupa dengan semua kenangan yang kita lalui bersama. Kamu sungguh menyesal, dan aku tahu itu. Aku sengaja membiarkanmu menungguku. Untuk mengetahui seberapa besar cintamu kepadaku. Untuk mengetahui seberapa berartinya aku untukmu, dan untuk mengetahui seberapa besar  kamu menyesal karena kesalahan yang sudah kamu perbuat kepadaku. Aku memberikan kesempatan untukmu. Kesempatan kedua...    


Penulis : HaNeul

Related Posts

Post a Comment