Presentasi atau Membaca ?

Post a Comment



Griyatulisan.blogspot.com,-Kemampuan berbicara didepan umum dengan baik dan lancar adalah salah satu syarat penting bagi seseorang untuk mencapai kesuksesan. Mahasiswa dalam pembelajaran dikelas-pun senantiasa dilatih untuk mampu berdialektika dengan baik, metode yang umum digunakan adalah presentasi. Penyampaian materi dalam bentuk makalah yang didepan kelas dengan audiens adalah seluruh mahasiswa. 

Sejauh ini metode presentasi sebenarnya sangat tepat untuk pengembangan public speaking mahasiswa. Akan tetapi, dalam implementasinya justru sangat memprihatinkan. Bagaimana tidak, mahasiswa justru abai terhadap metode presentasi yang baik dan benar presentasi adalah kegiatan menyampaikan ataupun mengungkapkan suatu permasalahan. Tidak ada litersai manapun yang mendefinisikan presentasi adalah membaca. 

“Presentasi ya presentasi membaca ya membaca” ujar seorang teman. Hal tersebut sangatlah benar dan ini sebenarnya kekeliruan yang didiamkan, sikap permisif mahasiswa dan dosen terhadap persamaan antara presentasi dan membaca membuat hal tersebut subur terpelihara hingga membentuk suatu siklus yang sebenarnya membawa kemunduran bagi mahasiswa itu sendiri. 

Apabila ada persentase yang menghitung jumlah antara mahasiswa yang membaca ketika presentasi dengan mahasiswa yang benar-benar presentasi, maka perbandinganya adalah 85% banding 15%. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan mengamati setiap kelas ketika presentasi. 

Miris memang ketika mahasiswa acuh terhadap pengembangan diri mereka sendiri dalam berbicara dihadapan banyak orang. Presentasi yang seharusnya menjadi sarana proporsional justru disepelekan, walhasil sepanjang mereka masih membaca ketika presentasi maka perkembangan pemikiran mereka akan tetap stagnan atau jalan ditempat. 

Mahasiswa yang membaca ketika presentasi jelas kentara terlihat bahwa mereka tidak memahami materi yang mereka sampaikan. Selain itu, mereka juga jelas tidak membaca makalah yang telah dibuat sebelumnya sikap yang cenderung menggampangkan inilah yang akan menjerumuskan mereka kejurang kemunduran intelektual. 

Seiring berjalanya waktu tradisi membaca ketika presentasi oleh mahasiswa akan menghasilkan degradasi intelektual di diri mereka, apabila jumlah mahasiswa yang melakukanya semakin banyak maka imbasnya adalah turunya kredibilitas kampus dimana para mahasiswa malas itu bernaung. 

Masalah seperti ini tentu tidak boleh disepelekan oleh pihak kampus karena ibarat peribahasa “sedikit-dikit lama-lama menjadi bukit” kampus harus mengambil sikap terhadap problematika yang seperti ini. 

Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh kampus adalah membuat regulasi serius terhadap aplikasi presentasi dikelas. Seperti halnya untuk mahasiswa yang hendak melakukan presentasi maka diwajibkan untuk close book salinan materi dari makalah sepenuhnya dibagikan ke audiens. Cara ini bisa efektif untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap sesuatu. 

Pemahaman yang baik akan menghasilkan pola pikir, sikap, dan perilaku yang baik dalam penyampaian materi ketika presentasi. Ini juga menjadi sarana latihan yang serius dalam mengembangkan kemampuan berbicara didepan umum bagi para mahasiswa, dengan adanya regulasi ini mau tak mau mereka akan senantiasa belajar untuk memahami, setidaknya materi yang hendak dipresntasikan. 

Terpaksa, bisa, terbiasa, luar biasa !!! 



Penulis : Julianto Nugroho

Related Posts

Post a Comment