Sinar pagi nampaknya masih begitu malu
Untuk binar yang seharusnya; telah menghangatkan
Kulit kusam berselimut jaket tebal pun tak mampu menahan dingin embun pagi
Gemetar tangan tak mampu menyembunyikan rasa gigil
Ingin ku menahan, namun tak berdaya
Terang saja aku malu di hadapmu
Memandangmu dengan tubuh gemetar tinggi
Kamu tersenyum,
Mungkin menghinaku
Atau merasa iba
Atau mungkin kau anggap diriku lucu
Entah lah, aku hanya malu
Lalu ku berpaling tanpa menyapa
Langkahku menjauh
Mencari kursi untuk bersinggah
Tanpa sengaja kau dihadapanku
Bersebrangan berbatas meja
Aku mulai tenang, karena susana mulai hangat
Tentu saja; ruang sempit ini tak cukup menampung banyak orang
Aku melihatmu
Kamu tak melihatku
Biarkan saja,
Nyatanya aku turut tentram melihat tawamu
Senyummu, dan lirikmu
Bahkan mimikmu dalam diam
Dan telah sekian lama tak kurasa
Kini hadir tak terduga
Dalam waktu yang tak tepat
Aku merasakan
Bahagia
Terkadang aku membisu
Lalu ingin berteriak
Tapi tak sampai
Terkadang aku mengepalkan tangan
Lalu ingin memukul
Tapi tak sampai
Dan pastinya bukan untuk menyakitimu
Karena kamu; sumber semangat di pagi itu
Penulis: Faqih Fadul
Post a Comment
Post a Comment