http://www.griyatulisan.com/, Minggu (09/04) Mahasiswa IAIN Metro bersama Wakil
Rektor Dr. Suhairi mengadakan diskusi bersama dengan Dr. Eko Kuswanto (Dosen
UIN Bandar Lampung sekaligus kepala Rakata Institute) di kedai Pojok Topten. Selain
Eko diskusi juga menghadirkan Ganjar Jationo (aktivis) sebagai narasumber, tema
diskusi adalah membahas tentang posisi dan metode lembaga survei politik.
Dalam diskusi tersebut Eko menjelaskan bahwa
esensi lembaga survei dalam setiap pesta demokrasi lima tahunan adalah sebagai
instrumen yang cukup penting kaitanya dengan hitung cepat suara untuk
menentukan siapa yang menjadi juara dalam kompetisi pemilu. Lebih jauh lagi eko
menegaskan bahwa lembaga survei haruslah benar-benar kredibel dan independen.
Diskusi yang diikuti oleh sejumlah mahasiswa IAIN
Metro Jurusan Ekonomi Islam dan Perbankan Syariah berlangsung antusias dan lancar.
Pasalnya Ganjar sebagai salah satu narasumber kerap memberikan analogi-analogi
yang menarik terkait dengan eksistensi lembaga survei. Ganjar mengatakan bahwa
lembaga survei merupakan tool yang dapat digunakan oleh siapa saja saat
proses pendataan hasil suara pemilu.
Menurut Ganjar, lembaga survei bisa diibaratakan
seperti pisau yang dapat digunakan manfaatnya. Pisau dapat digunakan untuk
mengupas kulit buah sehingga mudah dimakan, akan tetapi disisi lain pisau juga
dapat digunakan untuk mencongkel jendela rumah seseorang bahkan lebih jauh lagi
dapat digunakan untuk menusuk seseorang.
Analogi ini mengacu pada hakikat lembaga survei
yang tidak lain mengacu pada pola sistematis akademik dengan menggunakan metode
perhitungan statistika. Namun tidak menutup kemungkinan lembaga survei
dijadikan sebagai alat politik dengan maksud dan tujuan politik tertentu. Apabila
sudah demikian maka kredibilitas dan independensi lembaga survei akan hilang
sama sekali.
Terkait dengan metode penghitungan lembaga survei
yang cepat dalam menghimpun data jumlah suara, Eko memaparkan bahwa strategi
pengambilan sampel menjadi salah satu metode yang paling sering digunakan. Pengambilan
sampel dari DPT (Daftar Pemilih Tetap) yang “mencoblos” di setiap TPS dilakukan
secara acak dengan estimasi waktu yang sudah diperhitungkan.
Kecepatan penentuan sampel secara random tersebut
tidak bisa lepas dari teknologi komputerisasi modern. “Pencomotan” sampel
secara obyektif dari data yang terhimpun menggunakan formulasi termodifikasi
dalam software komputer menghasilkan kecepatan penentuan sampel
tersebut.
Meskipun demikian, menurut penjelas Eko walaupun
diambil sampel secara acak akan tetapi tidak berarti benar-benar acak dalam artian
sebenarnya, namun juga perlu adanya tolok ukur seperti penentuan segmentasi baik
dalam segi teritorial, umur, pekerjaan, pendidikan, dan lain sebagainya. Ini diperuntukan
guna menyatukan satu kesatuan presepsi hasil dari para sampel yang tersebar
secara sporadis.
Lebih jauh lagi, menyikapi diskusi yang bersifat
konstruktif dalam membangun sumber daya manusia yang expert dalam bidang
survei tersebut Suhairi antusias dan welcome apabila diskusi yang
sifatnya kontinyu diadakan di kampus IAIN Metro.
Suhairi juga siap memfasilitasi dan menggandeng
para mahasiswa untuk turut andil dalam upaya pembangunan sumber daya manusia
yang mawas akan survei, ia juga memiliki harapan besar terhadap mahasiswa IAIN
Metro kedepanya bahkan mampu membuat suatu lembaga survei sendiri sebagai
bentuk implementasi pengabdian terhadap masyarakat.
Acara keberlanjutan terkait dengan diskusi ini,
diwacanakan akan diadakan di kampus IAIN Metro selama kurang lebih dua hari. Suhairi
sebagai fasilitator dan promotor mengharapkan mahasiswa IAIN Metro mampu mobile
dan turut berpartisipasi dalam acara tersebut. Suhairi berpesan bahwasanya
ilmu tidak selalu didapatkan didalam kelas opada saat pembelajaran, forum
diskusi merupakan wadah untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan.
Penulis : Julianto Nugroho
Post a Comment
Post a Comment