17 Agustus dan Pseudo Kemerdekaan

Post a Comment



17 Agustus dan Pseudo Kemerdekaan

Griyatulisan.blogspot.com-Merdeka dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki banyak makna yang keseluruhanya mengarah ke kata bebas, senada dengan KBBI makna merdeka menurut Tesaurus-pun demikian. Sedangkan untuk kemerdekaan sendiri berarti suatu keadaan yang berdiri sendiri, lepas, bebas dan tidak terjajah setidaknya makna tersebut sarat akan segala sesuatu yang positif.

Tanggal 17 Agustus menjadi momen yang sarat akan fenomena sejarah yang mana 71 tahun silam Ir. Soekarno dan Hatta atas nama Indonesia memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia, seiring berjalanya waktu seolah kemerdekaan yang selama ini digaungkan tidak sesuai pada hakikat sebenarnya dari makna kemerdekaan itu sendiri.

Pseudo kemerdekaan atau kemerdekaan semu rasanya bukan suatu istilah yang berlebihan untuk mendeskirpsikan seperti apa kemerdekaan yang ada di Indonesia, pasalanya masih banyak warga masyarakat diberbagai daerah diseluruh penjuru nusantara belum sepenuhnya merasakan apa itu kemerdekaan. Hal ini justru berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di kota-kota besar ikonik di Indonesia.

Beberapa contoh yang jelas menunjukan bahwa masih ada dari mereka (warga negara Indonesia) yang pada hari kemerdekaan ini belum juga merasakan kebebasan atas nasibnya, pertama adalah warga negara Indonesia yang disandera di Philipina yang sejauh ini belum juga dibebaskan padahal jauh dilubuk hati mereka pasti juga ingin turut dalam perayaan huporia kemerdekaan Republik Indonesia atau setidaknya ikut memasang bendera merh putih didepan rumah mereka sebagai perwujudan rasa hormat atas hari kemerdekaan.

Kedua adalah warga masyarakat di daerah Sulawesi Selatan tepatnya wilayah Dusun Bekku, Desa Paccing, Kecamatan Awangpone, Bone, Sulawesi Selatan sampai saat ini belum juga dialiri listrik, sebagai penerangan mereka harus menggunakan minyak tanah untuk menyalakan penerangan berupa api kecil yang diletakan di kaleng bekas. Miris memang, diusia yang ke 71 Indonesia masih belum memberikan pemerataan energi listrik diseluruh wilayahnya, padahal listrik merupakan kebutuhan primer setiap orang. 

Di kota besar semisal ibukota bahkan kemerdekaan memiliki makna bebas yang sebebas-bebasnya. Bebas memilih menteri yang justru malah membuat presiden kecolongan sehingga membebastugaskan meneteri tersebut, bebas masuk istana berseragam PASKIBRAKA yang akhirnya digantikan gegara kewarganegaraanya. Jadi seperti apa hakikat kemerdekaan yang seutuhnya?

Meskipun demikian hari kemerdekaan merupakan momentum yang bagus untuk menumbuhkan kembali rasa nasionalisme yang sejatinya perlahan mulai tergerus globalisasi, sebagai warga negara yang baik sudah menjadi keharusan untuk senantiasa mengingat segala bentuk perjuangan para pahlawan yang telah gugur mendahului. Dirgahayu Republik Indonesia ke 71 !!!

Penulis: Julianto Nugroho

Related Posts

Post a Comment