Sri Andriani atau yang
lebih akrab dipanggil Iik adalah salah satu mahasiswa S1 Perbankan Syariah
STAIN Metro yang memiliki bakat menggambar sketsa. Perempuan kelahiran 1
Oktober 1996 dan tinggal di Marga Mulya Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Lampung
Timur itu mengaku telah gemar menggambar sejak sekolah dasar, dan menggambar
sendiri sudah menjadi hobi baginya.
Disela-sela rutinitasnya
sebagai mahasiswa Iik selalu menyempatkan diri untuk menggambar. Meskipun dia
sering keteteran perihal tugas mata kuliah yang kerap menumpuk, Iik selalu me-refresh
otaknya dengan menggambar. Iik sendiri menjelaskan bahwa ada musabab ia
begitu gemar menggambar, kejadian itu berawal ketika ia masih duduk di bangku
sekolah dasar.
“Dulu waktu SD pas
disuruh gambar sama gurunya ternyata aku dapat nilai bagus, aku yang masih
kecil dulu seneng dan termotivasi deh buat gambar terus sampai sekarang” jelas
Iik. Selain itu meskipun pandai menggambar sketsa ternyata Iik lebih suka
menggambar bunga, pertama kali ia menggambar sketsa adalah iseng menggambar wajah
seorang temanya.
Ternyata temanya tersebut
menyukai gambar sketsa wajah dari Iik, sehingga itu menjadi suntikan semangat
untuknya guna menekuni sketsa. Secara otodidak Iik terus melatih kematanganya
menggambar sketsa sampai sejauh ini, “aku belajar gambar ya otodidak, latihan
gambar terus supaya bisa mirip seperti yang mau aku gambar” terang Iik.
Saat ini untuk terus mengembangkan
bakatnya Iik membuka jasa pembuatan gambar sketsa wajah melalui foto, untuk
menggambar sketsa wajah seseorang secara langsung Iik mengaku masih belum mampu
sehingga ia biasa menggambar sketsa melalui foto yang akan dibuat sketsa. Promosi
yang dilakukan oleh Iik adalah dengan cara menggambar sketsa salah seorang temanya
dan kemudian menyandingkan hasil sketsanya dengan foto wajah temanya tersebut.
Mia Tirta teman satu
kelas Iik juga pernah memesan sketsa sebagai kado ulang tahun, dan hasilnya
sangat memuaskan. “aku minta Iik buat bikinin sketsa wajah aku buat kado ulang
tahun, hasilnya mirip kok, apalagi buat pemula itu udah bagus banget. Ngga nyesel
deh pokoknya” kata Mia.
Perempuan berkulit sawo
matang itu sebenarnya masih bingung untuk menentukan harga dari hasil karyanya
karena belum pernah mem-banderol harga sebelumnya. Iik menganggap bahwa
dirinya masih dalam proses belajar dan belum mahir benar sehingga ia menetapkan
harga standar Rp.30.000 per sketsa. Meskipun bisa menghasilkan uang, Iik lebih
memprioritaskan pada hasil gambaranya.
Dengan terus belajar dan
berlatih untuk bisa mematangkan kemampuanya, Iik tidak mengutamakan uangnya
melainkan mengutamakan kualitas gambaranya. Untuk rencana kedepan Iik berncana
untuk ikut bergabung dengan komunitas-komunitas sketsa yang ada demi belajar
untuk mengasah coretan pensilnya menjadi lebih hidup.
Penulis : Julianto Nugroho
Post a Comment
Post a Comment