Banyak literatur
yang membahas tentang prinsip ekonomi syariah sebagai salah satu model yang
digadang mampu memberikan efek yang luar biasa bagi kemaslahatan umat. Salah satu
pengaruh besar apabila ekonomi Islam atau ekonomi syariah benar-benar
sepenuhnya diterapkan adalah mampu mengentaskan kemiskinan serta pemerataan
kesejahteraan umat. Ekonomi syariah selain menawarkan konsep pengambilan
keuntungan yang bersifat duniawi secara baik dan benar, juga memberikan pilihan
untuk mendapatkan keberkahan sehingga hal tersebut akan berdampak pada
keberlangsungan hidup serta amalan di akhirat.
Hal tersebut
tentu saja selaras dengan konsep serta prinsip ekonomi syariah sebagai salah
satu model alternatif dari ekonomi konvensional yang akrab bersinggungan dengan
riba. Rasionalitas elektabilitas ekonomi syariah sebenarnya sudah tampak jelas
dalam rekam sejarah perekonomian di Indonesia yang notabenenya adalah negara
dengan penduduk muslim terbanyak di dunia. Peristiwa krisis moneter tahun 1998 menjadi bukti bahwa kekokohan ekonomi konvensional dalam hal ini perbankan
ternyata bias tumbang dan impactnya
sangat terasa.
Namun di sisi
lain Bank Muamalat Indonesia sebagai bank syariah yang jelas mengusung prinsip
ekonomi syariah dalam manajemen operasinya ternyata mampu bertahan dari
guncangan krisis. Terlepas dari peristiwa lain, akan tetapi tonggak sejarah
inilah yang pada akhirnya memberikan ruang ekonomi syariah mulai bergeliat. Seiring
waktu berjalan meskipun belum bisa sepenuhnya sejajar dengan ekonomi
konvensional, ekonomi syariah mampu tumbuh subur di akar rumput masyarakat.
Banyaknya BMT
yang bermunculan bagaikan jamur di musim hujan merupakan salah satu indikasi
bahwa ekonomi syariah mulai membuka ruang-ruang untuk menciptakan sebuah
ekosistem yang nantinya akan mejadi satu kesatuan padu menjalankan
prinsip-prinsip ekonomi syariah. Meskipun dewasa ini tidak dapat dipungkiri
pula bahwa ternyata merebaknya BMT di Indonesia ternyata tidak dibarengi dengan
profesionalitas manajemen pengelolaan sehingga bukannya justru semakin
berkembang malah menjadikan permasalahan baru yang dapat memicu pesimistis pada
diri masyarakat terhadap ekonomi syariah itu sendiri.
Meskipun demikian,
tidak sepenuhnya ekonomi syariah dapat disalahkan atas hal tersebut. Factor-faktor
seperti human error dan lain
sebagainya lah yang sebenarnya menjadi penghambat prosentase ekonomi syariah
belum mampu naik secara signifikan. Padahal prinsip ekonomi syariah sudah
sangat proporsional. Berikut merupakan beberapa prinsip ekonomi syariah secara
umum yang bisa dipandang cukup rasional;
Tauhid
Tauhid atau
keimanan merupakan wujud penghambaan terhadap Allah SWT. Ternasuk juga dengan
kegiatan perekonomian baik individu maupun kelompok. Prinsip tauhid ini berarti
menyerahkan semuanya atas dasar Ridho dari Allah SWT sehingga keberkahan akan
senantiasa didapat karena pada dasarnya seluruh kegiatan perekonomian yang
dilakukan sepenuhnya dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.
Maslahah dan Falah
Tujuan dalam
ekonomi syariah jelas yaitu kemaslahatan umat yang dijadikan sebagai tolok ukur
yaitu pemerataan kesejahteraan umat. Falah berarti keberlangsungan hidup,
meningkatnya taraf hidup di dunia dan kemudian mendapatkan kesejahteraan abadi
di akhirat merupakan prinsip yang diusung ekonomi syariah.
Khalifah
Khalifah yang
dimaksudkan disini adalah manusia. Ya, sumber daya manusia merupakan kunci
penting keberlangsungan dan sustainable
ekonomi syariah. Kapasitas sumber daya manusia yang benar-benar menerapkan
praktik ekonomi syariah berlandaskan al-Quran dan Hadis adalah prinsip yang
harus dipegang kokoh dalam ekonomi syariah.
Adl (Keadilan)
Keadilan disini
adalah menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya. Maksudnya, prinsip ekonomi
haruslah melayani seluruh elemen masyarakat tanpa memandang status sosial, kaya
maupun miskin semuanya harus dilayani dengan baik. Tujuannya tidak lain adalah
terciptanya kenyamanan yang bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat.
Ukhuwah (Persudaraan)
Ukhuwah atau
persaudaraan ditujukan untuk menyatukan seluruh umat muslim dalam satu kesatuan
koridor yang sama untuk mendapatkan kebersamaan kesejahteraan. Ekonomi syariah
menekankan pada kepentingan sosial bukan individu. Karena pada dasarnya manusia
hidup di dunia ini dengan tujuan bemanfaat bagi orang lain.
Akhlak (Etika)
Akhlak atau
etika harus menjadi salah satu dasar pelaksanaan ekonomi syariah. Etika yang
sesuai dengan ajaran Islam sangat diperlukan dalam segala aktivitas atau
kegiatan ekonomi syariah. Perlu diketahui bahwa kegiatan ekonomi merupakan
aktivitas ibadah di bidang muamalah. Maka dari itu perlu dilandasidengan etika
dan norma-norma sesuai dengan ajaran islam karena itulah yang membedakan antara
ekonomi syariah dan konvensional.
Post a Comment
Post a Comment