“Aku memanggilnya
Dinda, seorang gadis manis berwajah oval dan berbibir tipis. Tingginya sebahuku,
tingkahnya masih seperti anak-anak. Tapi itu lah yang membuatku suka kepadanya”
Memang, waktu tak pernah bisa berkompromi. Dengan situasi
dan rasa gundah gulana hati yang tak menentu. Terlebih, rasa sayang yang hadir
dengan tiba-tiba.
Kamu yang berdiri di ujung mercusuar, mulai meyilaukan
gemerlap cahayanya tepat di pelupuk mataku. Bisa apa diruku? Hanya memejamkan
mataku tanda tak mampu menahan cerahnya sinarmu.
Gemercik ombak pantai serta angin yang membelai helai
rambutmu. Menambah gemerlap indah wajahmu. Bisa apa diriku? Hanya terpangah
akan cantik dirimu.
Kamu, sungguh cantik...
Kamu....
Kamu....
“Hey kamu mengapa menatapku seperti itu?”
Tak kusangka wajahku berjarak 10 cm dari wajahnya. Dan Dinda, hampir jatuh terbaring dari
duduknya. Dan aku...
Penulis: Faqih Fadul
Post a Comment
Post a Comment