Melenggang pergi merunduk lesu
Pipi merah memanaskan wajah
Titik setitik air mata jatuh membasahi bumi yang kian rapuh
Lalu berlari
Cerai berai logika dan rasa
Tangis tak bersuara jelaskan makna tak tersurat itu
Disingkapnya poni kusam itu
Disapunya mata sembab itu
Tersenyum
Pipi merah memanaskan wajah

Merundung gadis kecil itu
Di bawah terik matahari yang tak bersahabat
Pipi merah memanaskan wajah
Lalu lalang di jalan lebar ia diam di pinggirnya
Menahan tangis dalam senyum seadanya
Pipi merah memanaskan wajah
Ku lihat bibirnya juga berdarah
Kaleng kecil di tangan kanan
Tangan kiri memegang lengan yang memar
Biru lebam
Redup
Pipi merah memanaskan wajah
Buah tangan yang kasar dari bapak tiri yang tak tahu diri

Siang berlari
Sore menampakan diri sedikit malu-malu
Pipi itu tak lagi merah
Dan
Darah tak lagi tampak di bibir kecil itu, mungkin mengering
Ia berlalu
Ia hilang
Di balik lalu lalang orang di pasar, senja tiba
Aku beranjak
Gadis itu, kini tak pernah nampak

Penulis : Julianto Nugroho